Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Zulhas Bandingkan Kehidupan Petani Era Soeharto dengan Sekarang
CNN EKONOMI   | Nopember 11, 2024
10   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengungkit kesejahteraan petani di era Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto.
"Saya cerita sedikit saja data. Pada zaman Orde Baru, rata-rata petani itu punya kebun dan sawah, rata-rata," ungkit Zulhas dalam Pidato Usai Melantik Pejabat Tinggi Pratama Kemenko Pangan di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (11/11).
"Tetapi 24 tahun terakhir, kalau saudara tanya (dan) buka Google, Badan Pusat Statistik (BPS), mungkin 80 persen (petani) sudah berubah menjadi buruh tani," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu turut membandingkan lapangan kerja di sektor pertanian. Menurutnya, pada masa kepemimpinan Soeharto ada 65 persen pekerja di sektor tani.
Beda dengan sekarang, di mana terjadi kemerosotan menjadi tinggal 22 persen pekerja sektor pertanian. Fenomena ini disertai dengan penuaan para petani dan nelayan, ditambah ada kecurigaan soal penyebab penyusutan lahan.
"Petani (dan) nelayan aging (menua), tua-tua, yang muda milenial sudah gak tertarik (jadi petani). Mesti ada sesuatu saudara-saudara, lahan pertanian setiap tahun berkurang 100 ribu hektare," ungkapnya curiga.
"Saudara-saudara (pejabat Kemenko Pangan) memahami bagaimana setelah Reformasi, bagaimana keadaan pangan kita. Saudara mesti paham bagaimana keadaan para petani atau rakyat yang di sektor pertanian (dan) pangan. Sebagai pejabat, harus betul-betul bisa memahami. Lihat, rasakan, pahami," imbuh Zulhas.
Oleh karena itu, ia semringah bisa dipercaya Presiden Prabowo Subianto menjadi menko pangan. Zulhas mengaku ini adalah cita-citanya dan alasan mengapa dirinya terjun ke dunia politik.
Zulhas juga menekankan swasembada pangan adalah prioritas utama Presiden Prabowo. Ia menekankan sang Kepala Negara berulang kali menyampaikan mimpi besar tersebut.
"Swasembada pangan tidak boleh tawar-menawar, selambat-lambatnya 2028 kita harus swasembada pangan. Bukan (cuma swasembada) beras, tapi pangan. Artinya ada beras, jagung, tebu, dan lain-lain," tutup Zulhas.
(skt/agt)
komentar
Jadi yg pertama suka