Ekonomi & Bisnis
Harga Minyak Mentah Terpeleset di Tengah Ancaman Sanksi Eropa ke Rusia
CNN EKONOMI
| Desember 12, 2024
9 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak mentah dunia sedikit melemah pada pembukaan perdagangan Kamis (12/12) di tengah ancaman tambahan sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia yang bakal mengerek harga.
Namun, laju kenaikan harga minyak berhasil ditekan oleh proyeksi lemahnya permintaan minyak global, serta peningkatan stok bensin di Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 5 sen menjadi US$73,47 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 11 sen menjadi US$70,18 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua patokan harga global tersebut masing-masing naik lebih dari US$1 per barel kemarin.
Kemarin, Duta Besar Uni Eropa menyetujui paket sanksi ke-15 terhadap Rusia atas perangnya melawan Ukraina.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga mengatakan pihaknya terus mencari cara-cara kreatif untuk mengurangi pendapatan minyak Rusia, seraya menambahkan permintaan minyak global yang lebih rendah menciptakan peluang untuk lebih banyak sanksi.
Rusia mengatakan laporan tentang kemungkinan pengetatan sanksi AS terhadap minyak Rusia menunjukkan pemerintahan Presiden Joe Biden ingin meninggalkan warisan yang sulit bagi hubungan AS-Rusia.
Ketegangan itu membuat harga minyak merambat naik, tetapi direm dengan sikap OPEC dan data pasokan minyak.
OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaannya untuk 2025 untuk bulan kelima berturut-turut pada hari Rabu dan dengan jumlah terbesar sejauh ini.
Pasar memantau cermat data proyeksi International Energy Agency (IEA) untuk tahun depan, yang dipercaya bakal mencerminkan keputusan OPEC.
Di AS, negara konsumen minyak terbesar dunia, persediaan bensin dan sulingan naik lebih dari yang diharapkan pada minggu lalu.
Selanjutnya, permintaan yang lemah, terutama di negara pengimpor utama, China, dan pertumbuhan pasokan dari negara non-OPEC+ merupakan dua faktor di balik menurunnya harga minyak
Selain itu, pasar sekarang akan mencermati isyarat pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) pada pekan depan.
(pta/pta)
komentar
Jadi yg pertama suka