Ekonomi & Bisnis
Geo Dipa Energi Ungkap Strategi Maksimalkan Potensi Panas Bumi RI
CNN EKONOMI
| Desember 20, 2024
2 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Geo Dipa Energi (Persero) mengungkap strategi untuk memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan giat melakukan eksplorasi.
Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi Geo Dipa Energi Ilen Kardani mulanya mengungkap Indonesia memiliki kapasitas panas bumi sekitar 23 gigawatt (GW), di mana sudah digunakan sebesar 2,6 GW atau 11 persen dari total kapasitas dalam negeri.
"Kita tentunya, salah satu mission vehicle dari Kementerian Keuangan, giat melakukan eksplorasi. Karena eksplorasi itu dalam dunia thermal itu yang paling tinggi risikonya, dan kita harus mengambil risiko tersebut," ujar Ilen dalam acara CNN Indonesia Business Summit di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Jumat (20/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya untuk eksplorasi panas bumi, pihaknya juga melihat potensi-potensi lain turunan dari panas bumi itu sendiri. Selain menjual listrik dari panas bumi, yang bisa dikembangkan termasuk mineral kritis seperti litium dan silika.
Menurut Ilen, potensi-potensi ini bisa menambah nilai ekonomi ke depannya.
Selain itu, perusahaan pelat merah tersebut akan mengembangkan dan memaksimalkan apa yang sudah dimiliki perusahaan, termasuk area di Dieng, Jawa Tengah dan Patuha, Jawa Barat, di mana masing-masing area memproduksi sebanyak 55 megawatt (MW) panas bumi.
Di samping itu, Ilen juga mengungkap pada tahun ini Geo Dipa Energi telah menyelesaikan pengeboran 22 sumur di kedua area tersebut, masing-masing sebanyak 10 sumur di Dieng dan 12 sumur di Patuha. Menurutnya, capaian itu sudah sesuai dengan target.
"Kita baru saja bulan ini sign contract EPC (Engineering, Procurement, Construction) untuk pembangunan, Patuha ini dua, dan setelah itu nanti jalan, tentunya kita masih punya tugas panjang lagi, karena kita memiliki ESG dengan PLN itu 800 MW," tuturnya.
"Jadi masih banyak PR yang harus kita kembangkan untuk mencapai 800 MW tadi. Masih banyak perlu investasi, perlu pengembangan, perlu sumber daya manusia, teknologi, dan seterusnya," jelas Ilen.
(del/agt)
komentar
Jadi yg pertama suka