Ekonomi & Bisnis
Cuaca Ekstrem saat Nataru, Tiga Bandara dalam Pantauan Khusus Airnav
TEMPO BISNIS
| 15 jam yang lalu
7 0 0
0
TEMPO.CO, Bandung - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap tiga bandara di Indonesia terkait dengan cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 atau Nataru. Tiga Bandara tersebut adalah Bandara Soekarno Hatta, Bandara Yogyakarta dan Bandara Ngura Rai Bali yang merupakan bandara tersibuk dengan penerbangan yang padat.
"Hampir di seluruh bandar udara soal risiko cuaca ekstrem, ada Papua, Kalimantan, Sumatera. Namun, ada beberapa bandara yang jadi perhatian khusus," ujar Kepala Divisi Pengendalian Operasi Layanan Navigasi Penerbangan AirNav Indonesia Muji Subagyo saat konprensi pers di Bandung, Sabtu 21 Desember 2024.
Selain cuaca buruk, kata Muji, Airnav Indonesia juga mewaspadai beberapa wilayah yang terkena dampak abu vulkanik seiring aktifnya gunung berapi di beberapa wilayah seperti Gunung Semeru dan Gunung Lekatobi.
Untuk itu, kata Muji, Airnav Indonesia melakukan mitigasi dengan berkoodirnasi langsung ke BMKG untuk memastikan dan memperbarui informasi mengenai prediksi cuaca buruk yang akan terjadi. "Kita sinkronkan dengan perkembangan BMKG, memberikan informasi atau aduan peringatan, baik soal arah angin, hujan, dan juga petir."
Begitu juga dengan kondisi bencana seperti gunung merapi. Selain dengan BMKG, menurut Muji, Airnav juga menggandeng Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, serta Layanan prakiraan cuaca di Australia.
"Jadi, begitu gunung erupsi, langsung keluar prediksi abu vulkanik selama 6 jam, seperti di mana sebarannya, angin arah ke mana dan bandara mana yang terdampak, dan itu yang kami publikasi," kata Muji.
AirNav bersama pemangku kebijakan aviasi seperti Otoritas Bandara, Angkasa Pura Indonesia, BMKG dan lainnya, telah menyiapkan dukungan prosedur kontingensi dan kewaspadaan. Hal ini untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti cuaca ekstrem, letusan gunung berapi, hingga gangguan operasional maskapai dan bandara yang mengakibatkan penundaan dan pengalihan penerbangan.
Selain itu, AirNav Indonesia telah menyusun rencana strategi pelayanan navigasi yang akan digunakan selama periode Nataru 2024/2025. Beberapa di antaranya adalah kesiapan personel yang handal, kesiapan fasilitas komunikasi dan navigasi, kesiapan prosedur, safety risk assessment, penambahan jam operasional mengikuti kebutuhan bandara, fleksibilitas slot penerbangan, serta pelayanan informasi data dan publikasi NOTAM/ASHTAM.
Airnav Indonesia mencatat, sejak Januari hingga November 2024, telah menerbitkan 8.000 Notice to Airmen atau NOTAM terkait dengan pemberitahuan informasi penting perubahan prosedur atau adanya bahaya bagi operasional penerbangan. "NOTAM dikeluarkan karena adanya bencana alam yang mengakibatkan ketidakmungkinan maskapai untuk tetap terbang. Hal ini dilakukan untuk keselamatan penerbangan," kata Muji.
Muji juga mengungkapkan, per 20 Desember 2024 saja, banyak maskapai yang mengalihkan penerbangan karena bandaranya mengalami cuaca buruk. Bisa karena badai, hujan deras yang disertai petir, hingga letusan gunung berapi yang mengakibatkan deburan abu vulkanik."Termasuk di Kupang, Papua di Wamena,dan lainnya,"ujar Muji.
AirNav Indonesia memperkirakan puncak arus libur Natal 2024 terjadi pada Sabtu 21 Desember 2024.
"Dengan 4.612 pergerakan per hari, melebihi jumlah pergerakan pesawat pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4.500 pergerakan," ujar Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia Ahmad Nurdin Aulia di Bandung, Sabtu, 21 Desember 2024.
Adapun puncak arus Tahun Baru diprediksi terjadi pada 28 Desember dengan 3.942 pergerakan per hari. Airnav Indonesia mencatat, rute penerbangan terpadat untuk domestik di Soekarno – Hatta ke Denpasar dan Surabaya, sedangkan untuk internasional adalah Soekarno-Hatta ke Singapura dan Kuala Lumpur.
komentar
Jadi yg pertama suka