Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Wamenaker Kembali Temui Ribuan Buruh Sritex di Sukoharjo: Fokusnya Tidak Ada PHK
TEMPO BISNIS   | Kemarin, 15:43
5   0    0    0
TEMPO.CO, Solo - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan kembali bertemu dengan ribuan buruh dan pekerja PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) Tbk di pabrik Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu, 8 Januari 2025. Sedianya, pertemuan itu juga mengundang Tim Kurator Sritex tapi mereka tidak hadir. 
Pertemuan itu turut dihadiri Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto. Wamenaker yang karib disapa Noel itu menyayangkan ketidakhadiran Tim Kurator Sritex dalam pertemuan yang bertempat di Gedung Serba Guna PT Sritex Sukoharjo itu.
"Nggak bertanggung jawab aja. Harusnya dia (Tim Kurator Sritex) hadir dong," ujar Immanuel saat ditemui awak media seusai pertemuan dengan buruh dan pekerja Sritex. 
Menurut dia, kuraor seharusnya bisa turut hadir untuk memberikan kepastian atas nasib para buruh dan pekerja di perusahaan yang telah mereka pailitkan. Ia berharap Tim Kurator Sritex juga bisa memastikan bahwa tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para buruh dan pekerja tersebut. 
"Dari pihak manajemen sudah memastikan tidak ada PHK. Sekarang ketika (Sritex) dipailitkan, kami minta kawan-kawan kurator memastikan soal nasib kawan-kawan buruh Sritex, di-PHK atau tidak? Dan mereka tidak hadir. Padahal seharusnya secara etika mereka hadir dong," tutur dia. 
Ia mengungkapkan sebelum Mahkamah Agung (MA) memutuskan menolak kasasi untuk pembatalan status pailit PT Sritex, pihaknya dan Tim Kurator Sritex pernah berdiskusi di Kementerian Ketenagakerjaan, khususnya untuk mengutamakan kepentingan ribuan buruh dan pekerja di Sritex.
"Mereka minta audiensi, kami temui, dan ada diskusi-diskusi. Kami berharap fokusnya untuk tidak ada PHK dan kami pastikan. Itu sebelum putusan. Makanya sekarang opsi dari pemerintah, tidak ada kata PHK. Opsi ya, iadi tetap berjalan. Jadi Sritex ini harus tetap melakukan going concern ya jalan," katanya. 
Ia berharap kasus perusahaan Sritex yang dipailitkan jangan sampai merusak citra tekstil nasional. Sebab Sritex menurut dia, Sritex merupakan wajah pertekstilan Indonesia. 
"Sekali lagi, kami tidak ada bicara opsi PHK. Fokus kami tetap pada buruh tidak ada PHK. Tidak ada pemutusan hubungan kerja. Skema kita tetap tidak ada PHK. Dan jika terkait nasib rakyat, tidak ada ruang negosiasi untuk itu," katanya. 
Ditanya soal rencana 10 ribuan karyawan Sritex yang akan turun ke Jakarta, Immanuel mengatakan jumlahnya bahkan lebih dari itu. Bahkan kemungkinan jumlahnya sekitar 50 ribu orang. 
"Tadi terakhir sih tidak 10 ribu, 50 ribu. Tapi dengan hadirnya saya di sini, saya pastikan pada kawan-kawan serikat pekerja bahwa daripada aksi puluhan ribu, sayang, serahkan aja ke pemerintah. Pemerintah akan menjamin keberlangsungan sritex ini tetap berjalan," katanya. 
Dalam pidatonya di pertemuan dengan para buruh dan pekerja Sritex hari ini, Immanuel sempat menyebut akan ada kabar baik. Disinggung soal itu, ia mengakuinya. Namun, ia belum bersedia menjelaskan lebih lanjut. 
"Ya kita lihat nanti. Tidak lama lagi ada kabar baiknya. Saya belum berani menyampaikan, tapi yang pasti dengan hadirnya saya di sini, negara hadir. Dan sifatnya negara bisa memaksa. Ini kami sampaikan ke kurator. Negara sifatnya memaksa. Artinya harus lebih hati-hati mereka," ucap dia. 
Sebab menurut dia, jika kondisi Sritex masih seperti saat sekarang, negara bisa memaksa dengan mempertimbangkan kepentingan nasional. 
"(Arahnya ke going concernnya atau kemana?) Ya pasti going concern lah. Kalau masih seperti ini ya negara memaksa. Tidak bisa tidak. Kan itu sudah saya sampaikan ke kurator. Ingat. Negara sifatnya memaksa. Artinya, semoga pesan ini tersampaikan ke kuratornya, ke hakimnya, atau siapa pun ya. Karena ini sudah kepentingan nasional," tuturnya.
Ia berharap jangan sampai kepentingan nasional ini dirusak demi hasrat yang lain. Menurutnya itu juga berlaku untuk semua perusahaan tekstil lainnya dan bukan hanya Sritex. 
"Kami tidak akan main-main soal ini.
Ini kan bukan Sritex aja ya. Tapi juga tekstil-tekstil yang lain juga. Ini ada momentum emas buat indonesia apalagi tekstil Indonesia. Dengan naiknya Donald Trump, kemudian ekspor mereka ke Amerika itu kan 60 persen pajaknya. Kalau kesempatan ini tidak bisa kita manfaatkan, ini kan sayang," ujar dia.
Ia juga berharap semoga kesempatan itu bisa menjadi momentum positif. "Wemoga ke depan kawan-kawan Sritex, manajemen Sritex ada harapan, ada kepastian lah," ungkap dia. 
komentar
Jadi yg pertama suka