Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Profil Pelita Air yang Bersiap Merger dengan Garuda Indonesia
TEMPO BISNIS   | 10 jam yang lalu
4   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan tengah menjajaki proses merger atau penggabungan perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dengan anak usaha PT Pertamina, Pelita Air. Ia menyampaikan, proses merger itu masih dalam tahapan kajian. Meskipun tidak ada tenggat waktu, ia memastikan penggabungan dua perusahaan maskapai ini akan terlaksana. Alasannya adalah untuk memenuhi kebutuhan armada pesawat. 
“Nah ini memang integrasi harus terjadi dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup,” kata Erick Thohir, pada Kamis, 9 Januari 2025.
Erick juga mengungkapkan alasan lain penggabungan dua perusahaan itu. Alasan tersebut karena kedua perusahaan memiliki pasar atau target bisnis yang berbeda. Garuda Indonesia akan menjadi perusahaan maskapai premium, sedangkan Pelita Air berada di segmen premium ekonomi. Sementara itu, Citilink yang sudah lebih dulu merger dengan Garuda Indonesia akan menyasar pasar ekonomi. 
“Ya kan memang kita konsolidasi, karena Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita premium ekonomi, dan tentu ada low cost di situ,” ujar Erick Thohir
Profil Pelita Air
Pelita Air Service (PAS) adalah anak usaha dari PT Pertamina (Persero) yang bergerak di industri penerbangan. Berdasarkan laman resmi Corporate Pelita Air, disebutkan PT Pelita Air Service resmi didirikan pada 1970. Pendirian maskapai ini bermula pada 1963 saat Pertamina mendirikan pelayanan transportasi udara yang diberi nama Pertamina Air Service. Pertamina mendirikan layanan tersebut untuk mendukung kegiatan perminyakan nasional.
Lalu, pada 1970, Pertamina Air Service menjadi lembaga usaha tersendiri berbentuk perseroan dengan nama PT Pelita Air Service (PT PAS) yang secara otonom menjadi anak perusahaan PT Pertamina. Perseroan didirikan dengan akta notaris Tan Thong Kie No. 21 tanggal 24 Januari 1970 yang disahkan dengan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. Y.A.5/444/20 tanggal 19 Desember 1974.
Setelah 30 tahun berjalan, Pelita Air Service merambah bisnis ke penerbangan reguler pada 2000. Perkembangan ini membuat bidang usaha Perseroan berkembang dan tidak hanya melayani operasi penerbangan dalam industri Minyak dan Gas Bumi (migas) di Indonesia dengan pola sewa atau charter sebagai bisnis utama.
Kendati demikian, bisnis penerbangan reguler Pelita Air ini tidak bertahan lama. Pada 2005, Perseroan memutuskan untuk menutup bisnis penerbangan reguler dan kembali ke bisnis layanan charter pesawat udara. Sebab, hasil dari bisnis penerbangan reguler tidak sebaik bisnis penerbangan charter.
Setelah itu, Pelita Air mengembangkan inovasi seiring berjalannya waktu. Kemudian, pada 2016, Perseroan meningkatkan pelayanan dan jasa dalam bidang aviasi. Akibatnya, Pelita Air juga membuka pelayanan dan jasa yang mendukung bisnis aviasi, di antaranya kargo BBM. Lalu, pada 2017, Perseroan mendapatkan kepercayaan dari PT Pertamina (Persero) untuk mengelola lapangan terbang milik Pertamina, seperti Bandara Pondok Cabe di Tangerang Selatan dan Bandara Warukin di Kalimantan Selatan. Melalui anak perusahaan PT Indopelita Aircraft Services, Pelita Air mulai memasuki bisnis industrial services dalam bidang turbine maintenance.
Pada 2021, Pelita Air kembali membuka bisnis penerbangan reguler. Satu tahun kemudian, operasional penerbangan berjadwal maskapai ini resmi dibuka. Adapun, rute awal yang disediakan Pelita Air adalah Jakarta-Bali-Jakarta (28 April 2022), Jakarta-Yogyakarta-Jakarta (20 Juni 2022), dan pembukaan rute Jakarta-Surabaya-Jakarta (18 Desember 2022).
Dede Leni Mardianti dan Andika Dwi turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
komentar
Jadi yg pertama suka