Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Rachmat Pambudy Klaim Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Kurangi Ketergantungan pada Beras
TEMPO BISNIS   | 7 jam yang lalu
6   0    0    0
TEMPO.CO, Boyolali - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengemukakan program makan bergizi gratis (MBG) akan mendiversifikasi pangan dan berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras di Tanah Air. Menurutnya, pelaksanaan menu makan bergizi gratis dapat menyesuaikan potensi dan selera pangan di masing-masing daerah.
"Jadi program ini (makan bergizi gratis) pasti akan mendiversifikasi pangan dan kemungkinan besar akan mengurangi konsumsi nasi,” kata Rachmat kepada awak media seusai meninjau dapur Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Wong Solo 1 dan 2 di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 15 Januari 2025.
Mengingat Indonesia kaya akan keragaman kuliner, Rachmat menyebut pelaksanaan program makan bergizi gratis dapat menyesuaikan potensi dan selera pangan di masing-masing daerah. Untuk bahan pokok beras sebagai sumber karbohidrat, menurutnya, dapat digantikan dengan sumber lain.
“Kalau suatu daerah potensinya sagu, ya sebaiknya sumber karbohidratnya sagu. Di Indonesia Timur yang tadinya makan jagung, kenapa tidak makan jagung? Toh jagung juga jauh lebih sehat dibandingkan sumber karbohidrat lain. Nanti juga ada ubi,” kata dia.
Sehingga, menurut dia, komposisi menu makan bergizi gratis tersebut di setiap daerah nantinya dapat diatur dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori dan perhitungan dari ahli gizi secara cermat. “Tinggal nanti kepala gizi setiap dapur menentukan kecukupan karbohidratnya,” kata dia. 
Pemilik SPPG Khusus Wong Solo 1 dan 2 Puspo Wardoyo mengungkapkan untuk pasokan bahan baku makan bergizi gratis di dua dapur SPPG itu hampir semua bahan baku dibeli dari pemasok lokal, termasuk langsung dibeli dari produsen dan petani.
“Sayur-sayuran dan sebagainya dari sini (lokal) semua,” kata Puspo.
Puspo menambahkan untuk para pekerja di SPPG pun pihaknya merekrut tenaga kerja dari wilayah sekitar. "Pekerja per dapur ada 60 orang. Hampir semua orang sini,” kata dia.
komentar
Jadi yg pertama suka