Ekonomi & Bisnis
Airlangga Klaim RI Cuma Tekor Rp324 T Imbas Crazy Rich Belanja di Luar
CNN EKONOMI
| 10 jam yang lalu
8 0 0
0
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akhirnya merilis hitung-hitungan potensi kerugian imbas crazy rich belanja ke luar negeri.
Ia tak senada dengan perhitungan Himpunan Peritel dan Penyewa Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) yang memperkirakan cuan pengusaha raib US$200 miliar atau Rp3.280 triliun (asumsi kurs Rp16.402 per dolar AS). Menurutnya, potensi perputaran uang yang hilang di tanah air hanya Rp324 triliun.
"Kita hitung kalau (crazy rich) belanja (di luar negeri) itu rata-rata katakanlah yang paling konservatif US$2.000 (per orang)," kata Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, kira-kira Rp324 triliun (potential loss dari 10 juta orang kaya di Indonesia yang belanja ke luar negeri)," tegasnya.
Jika menggunakan kurs yang sama dengan hitungan Hippindo, maka data Airlangga mencatat belanja per orang sekitar Rp32 juta. Dikalikan dengan kelompok tier I yang kisarannya berjumlah 10 juta orang, berarti perputaran uangnya mencapai US$20 miliar alias Rp328 triliun.
Sementara, hitungan pengusaha sebelumnya adalah per orang kaya belanja di kisaran US$10 ribu sampai US$20 ribu. Jika orang kaya yang kabur belanja ke luar negeri ada 10 juta orang, maka potensi kehilangannya mencapai US$200 miliar atau setara Rp3.280 triliun.
Airlangga mengakui memang masih ada kendala dalam menghadapi pola belanja orang kaya. Menurutnya, para crazy rich itu punya pilihan untuk berbelanja di tanah air atau harus ke negara orang.
Sayang, sejumlah kekurangan membuat barang-barang di Indonesia menjadi tidak kompetitif. Airlangga mengamini bahwa kebutuhan yang dicari orang kaya itu harganya menjadi sangat mahal ketika dijual di Indonesia.
"Harganya (di luar negeri) lebih kompetitif (lebih murah). Tentu beda antara Indonesia yang katakanlah untuk barang-barang yang masuk di mal kan kena bea masuk 25 persen, kemudian kena PPh (pajak penghasilan impor), kena pajak pertambahan nilai (PPN)," beber sang menko.
"Jadi, dibandingkan misalnya dengan Singapura itu kan enggak ada (bea dan sejumlah pajak). Jadi, secara otomatis barang di kita itu lebih mahal daripada di tempat lain," tegas Airlangga.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah sempat mengusulkan solusi agar para orang kaya itu belanja di Indonesia saja. Ia meminta impor barang-barang branded dipermudah.
Namun, Airlangga menegaskan selama ini impor barang mewah sudah mudah. Asalkan, tetap membayar sederet pungutan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan.
"Sekarang juga mudah (impor barang branded), yang penting bayar bea masuk. Selama dia (importir) bayar bea masuk dan PPh impor, bayar PPN, selesai," tandasnya.
Kendati demikian, anak buah Presiden Prabowo Subianto itu belum merinci lebih lanjut apa langkah konkret pemerintah untuk memulangkan potensi perputaran uang sebanyak itu.
(skt/sfr)
komentar
Jadi yg pertama suka