Menanggapi lonjakan turis asing, sebuah kota di Hokkaido telah memperkenalkan peraturan baru yang bertujuan untuk mengelola perilaku wisatawan yang semakin mengganggu. 

Kota Otaru, salah satu tujuan wisata paling populer di Hokkaido, telah menghadapi banyak masalah, termasuk wisatawan yang memblokir jalan untuk mengambil foto.

Menurut laporan kantor promosi pariwisata Otaru seperti yang dilansir dalam Mainichi Shimbun,  banyal wisatawan asing ditemukan menghalangi jalan sempit dengan berdiri diam atau berjalan berkelompok di Funami-zaka, sebuah lereng curam di dekat Stasiun JR Otaru dan Otaru Sankaku Ichiba (Pasar Segitiga Otaru).

Kedua tempat tersebut merupakan tempat yang populer karena pemandangan Pelabuhan Otaru dan kapal-kapal di sekitarnya, sehingga telah menarik banyak pengunjung asing yang senang mengambil foto dan berjalan-jalan.

“Jalan ini dipagari oleh rumah-rumah dan memiliki lalu lintas yang padat. Turis yang berdiri di jalan atau berjalan beriringan sering kali membuat kendaraan tidak bisa lewat. Dampaknya terhadap penduduk sangat signifikan, dan tahun fiskal ini sangat parah,” ujar salah seorang pejabat kota.

Pihak berwenang Otaru dan kantor polisi setempat telah bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Pada tahun 2024, mereka membuat poster multibahasa dalam bahasa Mandarin, Korea, dan Inggris untuk memperingatkan para turis terhadap berbagai tindakan pelanggaran.

Poster-poster tersebut mencantumkan tindakan yang dianggap sebagai kejahatan, seperti menghalangi lalu lintas dengan mengambil foto di jalan raya, masuk tanpa izin ke lahan milik orang lain, membuang sampah sembarangan, dan berhenti di rel kereta api. Poster-poster ini dibagikan kepada warga dan dapat diakses secara online.

Selain itu, mulai tanggal 28 Januari, pemerintah setempat akan mengirimkan tiga petugas keamanan ke Funami-zaka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 16.00. Petugas keamanan akan memperingatkan para turis yang berperilaku tidak sopan dan mengatur situasi di lokasi.