Nilai tukar rupiah berada di level Rp16.256 dolar AS pada Kamis (30/1) sore. Mata uang Garuda melemah 35 poin atau 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp16.259 per dolar AS.

Mata uang di kawasan Asia menguat. Baht Thailand menguat 0,16 persen, peso Filipina menguat 0,24 persen, won Korea Selatan menguat 0,17 persen, dolar Singapura juga menguat 0,01 persen, yen Jepang menguat 0,46 persen, dan yuan China menguat 0,53 persen pada penutupan perdagangan sore ini.

Senada, mata uang utama negara maju menguat. Tercatat euro Eropa menguat 0,03 persen, poundsterling Inggris menguat 0,06 persen, dan franc Swiss menguat 0,03 persen.

Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS karena investor khawatir pada kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor pada China.

"Rupiah juga tertekan sikap hawkish The Fed," katanya pada CNNIndonesia.com.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan tekanan rupiah itu terbatasi oleh kinerja kuat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam 100 hari pertama kerjanya mereka.

"Mereka telah menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi melalui berbagai kebijakan strategis. Terkendalinya inflasi terindikasi dari data inflasi bulan Oktober-Desember 2024 yang masih terjaga di dalam target sasaran inflasi," katanya.