Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Wamentrans Viva Yoga Paparkan Solusi Atasi Tantangan Capai Swasembada Pangan
TEMPO BISNIS   | 12 jam yang lalu
2   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi mengatakan salah satu tantangan dalam mencapai swasembada pangan adalah adanya stagnasi produksi pangan, sehingga upaya intensifikasi dan ekstensifikasi penting dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. “Tantangan tersebut harus dihadapi dan dikelola sehingga tidak menjadi rintangan,” ucap Viva Yoga Mauladi di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025 seperti dilansir dari Antara.
Ia menuturkan, stagnasi produksi pangan terlihat dari produksi padi yang menurun sekitar 1,1 persen selama periode 2019-2023 serta rendahnya produktifitas lahan budidaya ikan yang hanya 0,6 ton per hektare per tahun.
Selain itu, ia menyampaikan, terdapat ketergantungan yang tinggi terhadap produk impor, seperti data pada 2023 yang menunjukkan adanya impor beras sebanyak 3,1 juta ton, garam 2,8 juta ton, daging sapi sebesar 52,3 persen dari kebutuhan domestik, serta susu sebesar 78,6 persen dari kebutuhan domestik.
Viva Yoga juga menyoroti masih adanya daerah rawan pangan, yakni sekitar 16 persen dari total kabupaten/kota di Indonesia mengalami masalah tersebut saat ini. Ia mengatakan, tantangan lainnya adalah adanya alih fungsi lahan yang masif mencapai sekitar 80 ribu hektare selama 2019-2024, terutama di Pulau Jawa.
Penurunan kualitas atau degradasi lahan turut menjadi tantangan karena 89,5 persen lahan tidak berkelanjutan untuk ditanami. Sementara tantangan terakhir adalah tidak adanya regenerasi di kalangan petani, sehingga terjadi fenomena aging farmer, dengan sekitar 70 persen petani dan nelayan berusia di atas 43 tahun.
Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Wamentrans pun menyampaikan sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai swasembada pangan, yakni mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional.
Ia juga menuturkan, perlu ada peningkatan ketersediaan lahan pangan secara berkelanjutan; penguatan berbagai kualitas tata kelola sistem pangan, konsumsi, dan produktifitas pertanian; serta penanganan keamanan dan kerawanan pangan. Untuk meningkatkan produksi pangan menurutnya, perlu dilakukan upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi.
Upaya intensifikasi meliputi meningkatkan produktifitas melalui sarana produksi pertanian, yakni benih bersertifikat, pupuk, air irigasi, serta penunjang lainnya; mengurangi susut panen dengan alsintan pascapanen, seperti mesin panen dan penggiling padi; serta meningkatkan indeks pertanaman melalui optimalisasi lahan eksisting, air irigasi, dan pengolahan lahan. “Sedangkan ekstensifikasi ditempuh lewat menambah lahan baku sawah dan mencetak lahan atau sawah baru,” tutur Viva Yoga.
komentar
Jadi yg pertama suka