Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
India Potong Pajak Demi Dorong Daya Beli Kelas Menengah
CNN EKONOMI   | 9 jam yang lalu
5   0    0    0
Jakarta, CNN Indonesia --
India memotong tarif pajak penghasilan (PPh) perorangan untuk memacu daya beli kelas menengah. Insentif pajak ini bertujuan untuk menopang ekonomi yang melambat karena risiko global yang memburuk.
Menteri Keuangan India memberikan insentif pajak sebesar 1 triliun rupee atau setara Rp188 triliun kepada kelompok kelas menengah. Asumsi kurs Rp188 per rupee India.
Nantinya, orang yang berpenghasilan hingga 1,28 juta rupee atau sekitar Rp240 juta per tahun akan bebas PPh. Ambang batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dinaikkan dari sebelumnya 700 ribu rupee atar sekitar Rp131 juta per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah tersebut akan secara substansial mengurangi pajak kelas menengah dan menyisakan lebih banyak uang di tangan mereka, meningkatkan konsumsi rumah tangga, tabungan, dan investasi," kata Nirmala dikutip Bloomberg, Senin (3/2).
Reformasi pajak akan memengaruhi 10 juta orang, meningkatkan jumlah warga yang tidak membayar PPh menjadi 60 juta orang. Jumlah ini sekitar 74 persen dari total wajib pajak.
Nirmala juga mengumumkan defisit APBN yang sedikit lebih kecil untuk tahun fiskal mendatang, dengan peningkatan yang moderat dalam belanja infrastruktur.
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 6,4 persen di 2025, jauh di bawah target Perdana Menteri Narendra Modi yakni 8 persen. Target tinggi itu dipancang Modi untuk memenuhi tujuan ambisiusnya menjadikan India sebagai negara maju pada 2047.
Namun, perekonomian diperkirakan tumbuh 6,3 persen hingga 6,8 persen di 2026.
APBN India tahun ini memang dirancang berdasarkan latar belakang pertumbuhan ekonomi India yang paling lemah sejak pandemi.
Selain itu, ada peningkatan risiko geopolitik usai Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif tinggi pada produk-produk impor. Kebijakan proteksionis Trump ini mengguncang perdagangan global dengan ancaman tarif yang meluas.
Pengusaha percaya pemotongan pajak India ampuh menggenjot daya beli. Sebab, ada lebih banyak uang yang dapat dibelanjakan di tangan masyarakat.
Konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 60 persen dari produk domestik bruto (PDB) India. Namun, konsumsi rumah tangga India tertekan dalam beberapa kuartal terakhir. Konsumen menahan belanja di tengah inflasi tinggi dan yang kenaikan upah yang tak signifikan.
"Reformasi pajak yang menguntungkan kelas menengah akan meningkatkan pendapatan yang dapat dibelanjakan, yang selanjutnya mendorong permintaan di seluruh kategori penting dan aspiratif," kata CFO Godrej Consumer Products Aasif Malbari dikutip Reuters.
Direktur Pelaksana Volvo Group India Kamal Bali memprediksi pemotongan pajak ini diperkirakan akan membantu hingga 30 juta wajib pajak menghemat sekitar 100.000 rupee atau Rp18,9 juta setiap tahunnya.
"Pemotongan pajak akan menjadi faktor yang membantu dalam mempercepat permintaan berbagai jenis produk konsumen," kata RC Bhargava, ketua Maruti Suzuki India.
(pta/pta)
komentar
Jadi yg pertama suka