Ekonomi & Bisnis
Rosan Roeslani Dikabarkan jadi Kepala BPI Danantara Menggantikan Muliaman Hadad
TEMPO BISNIS
| 7 jam yang lalu
11 0 0
0
“Mohon waktu satu bulan untuk memastikan bahwa ada perincian yang tepat tepat dari badan ini,” kata Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo saat menghadiri Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.
Lebih dari tiga pejabat yang mengetahui proses ini mengatakan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani akan memimpin Danantara. Karena itu, posisi eks Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia atau akan menggeser Kepala Danantara sekarang, yaitu Muliaman Hadad.
Ditemui di Hotel Fairmont Jakarta usai menghadiri Mandiri Investment Forum pada Selasa kemarin, Rosan Roeslani bergeming ketika ditanya dirinya akan menjadi Kepala BPI Danantara.
Selain posisi Muliaman, Wakil Kepala BPI Danantana Kaharuddin Djenod Daeng juga disebut akan digantikan oleh Pandu Sjahrir, Ketua Pengembangan Keuangan Digital Kadin Indonesia.
Saat ditemui wartawan usai pertemuan di Gedung Bank Indonesia (BI), Selasa malam, 11 Februari 2025, Keponakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan itu meminta publik untuk menunggu keputusan resmi dari pemerintah.
Saat ditanya lebih jauh mengenai perannya di Danantara, ia juga tidak memberikan jawaban yang pasti. “Nanti, tunggu tanggal mainnya. Tunggu dari Istana dulu,” katanya singkat.
Sementara itu, Kartika mengatakan pemerintah akan menyiapkan peluncuran Danantara setelah revisi UU BUMN rampung di DPR. “Mohon waktu satu bulan untuk memastikan bahwa ada perincian yang tepat dari badan ini. Dan kami akan meluncurkan badan ini mudah-mudahan dalam bulan depan,” ucapnya di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa kemarin.
BP Danantara, kata dia, bakal jadi superholding perusahaan dan juga kendaraan investasi pemerintah Indonesia. Dalam konferensi pers seusai forum Kartika juga membenarkan waktu peluncuran yang disiapkan satu bulan dari sekarang. "Ya, sebulan lagi lah kurang lebih," kata dia.
Menurut dia, fokus investasi Danantara akan sejalan dengan target pemerintah ke depan, termasuk mendukung misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. “Seperti pangan, perumahan, energi, dan sebagainya. Jadi pasti align dengan program Asta Cita dan juga program transformasi BUMN ke depan,” ucapnya.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai Danantara berpotensi menjadi sumber pendanaan strategis bagi perekonomian Indonesia. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada tata kelola dan kredibilitas pengelolanya. Jika tidak dikelola dengan baik, inisiatif ini bisa kehilangan kepercayaan investor global.
Menurut Josua, tujuan utama pembentukan Danantara adalah mengkonsolidasikan aset-aset BUMN yang selama ini tersebar. Dengan pengelolaan yang optimal, dana kelolaan dapat meningkat dan menjadi sumber pembiayaan yang lebih kuat bagi investasi domestik.
"Konsep awalnya mirip dengan sovereign wealth fund (SWF), yaitu menyatukan aset-aset BUMN agar bisa dioptimalkan. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi sumber pembiayaan penting untuk pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam diskusi tentang langkah BI untuk stabilitas nilai tukar rupiah di Bank Indonesia Aceh, Sabtu, 8 Februari 2025.
Dinda Sabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
komentar
Jadi yg pertama suka