Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ia baru bertemu dengan perwakilan BUMN milik Singapura, Temasek Holdings.

Dalam pertemuan itu, mereka membahas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Luhut mengkalim Temasek kagum dengan rencana pemerintah membentuk badan yang dibentuk untuk mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis tersebut.

"Tadi malam misalnya Temasek datang ke saya bertanya mengenai Danantara. Saya jelaskan mengenai Danantara, mereka juga terkagum-kagum kita bisa mengkonsolidiasikan aset negara yang nilainya mungkin bisa beberapa ratus miliar dolar," katanya dalam acara Kumparan The Economic Insights 2025, Rabu (19/2).

Luhut yakin pendanaan awal Danantara bisa mencapai US$25 miliar, lebih tinggi dari target Presiden Prabowo Subianto sebesar US$ 20 miliar. Dana tersebut katanya bisa ditempatkan di berbagai proyek seperti energi hijau hingga pengembangan rumput laut.

"Dengan dana yang ada di Danantara nanti, ya kita nggak perlu cari-cari cawe-cawe sana, tinggal bicara teknologi kita bisa investasi," kata Luhut.

Meski belum resmi diluncurkan, Luhut menambahkan bahwa Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) juga berpotensi bekerjasama dengan Danantara dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture). Abu Dhabi akan memasukkan US$ m10 miliar ke Danantara.

"Seperti tadi saya bilang 10 GW tadi Abu Dhabi mau masuk, itu renewable energy, itu kan US$ 10 miliar, belum yang lain," kata Luhut.