Cari Berita
Tips : hindari kata umum dan gunakan double-quote untuk kata kunci yang fix, contoh "sakura"
Maksimal 1 tahun yang lalu
Ekonomi & Bisnis
Dugaan Pertamina Mengoplos BBM Pertamax: Ragam Protes Konsumen
TEMPO BISNIS   | 12 jam yang lalu
3   0    0    0
TEMPO.CO, Jakarta - Dugaan pengoplosan bahan bakar minyak atau BBM Pertalite menjadi Pertamax yang dilakukan oleh Pertamina menjadi perbincangan di masyarakat. Tempo melakukan wawancara di sebuah SPBU milik Pertamina di Palmerah, Jakarta Barat pada Kamis malam, 28 Februari 2025 menunjukkan beragam tanggapan dari para pengguna BBM tersebut.
Kecewa, karena Sudah Pelanggan Setia
Robi, 23 tahun, seorang pegawai kantor di sektor finansial asal Jakarta Barat, telah menggunakan Pertamax sejak 2019. Ia mengaku kecewa dengan adanya isu pengoplosan ini. "Selama ini saya pakai Pertamax untuk kendaraan, tapi kalau benar dioplos, itu merugikan masyarakat. Udah lama loh saya pakai Pertamax, ternyata hasilnya seperti ini," ujar Robi.
Ia pun mempertimbangkan untuk beralih ke bahan bakar lain jika kondisi ini tidak mengalami perubahan. "Kalau terus begini, saya sudah pastikan akan pindah. Walaupun mereka mengklaim hanya menambahkan zat yang memperbaiki angka oktan, tetap saja itu beda," ucapnya.
Robi juga berharap agar Pertamina lebih memperhatikan kepentingan masyarakat. "Jangan dioplos-oplos lagi. Ini menyangkut kepercayaan masyarakat. Indonesia memang sedang dalam masa sulit soal energi, tapi jangan menambah masalah dengan praktik seperti ini." katanya. 
Putra, 24 tahun, seorang driver ojek online asal Jakarta Pusat yang mulai menggunakan Pertamax sejak 2023, memiliki pendapat yang lebih keras. Ia geram dengan isu pengoplosan ini dan berharap para pelaku dihukum seberat-beratnya. 
"Kalau memang ada yang ngelakuin ini, tangkap, penjarakan! Jangan main-main dengan kebutuhan masyarakat kecil. Korupsi sudah banyak, sekarang bensin pun dimainkan," ujarnya dengan nada kesal. Meskipun ia belum memutuskan untuk beralih ke bahan bakar lain, Putra mengatakan ada kemungkinan besar ia akan mencoba alternatif lain. 
Menunggu Kejelasan, tapi Tetap Waspada
Pak Sani, seorang pekerja di bidang konveksi yang tinggal di Jakarta Barat, mengaku telah menggunakan Pertamax selama lima tahun terakhir. Ia merasa isu ini membuatnya was-was, tetapi belum berencana untuk beralih ke bahan bakar lain. "Ya, ada rasa khawatir. Tapi saya juga belum tahu persis kebenarannya. Untuk sementara masih pakai Pertamax, sambil lihat perkembangan nanti," katanya.
Ia juga menyebut belum merasakan adanya dampak negatif pada kendaraannya. "Sejauh ini sih motor saya masih normal. Tapi kalau nanti ada efek buruknya, mungkin saya pertimbangkan untuk pindah." tuturnya. 
Masyarakat Kecil yang Dirugikan
Fikri, 22 tahun, seorang pedagang asal Jakarta Utara yang telah lima tahun menggunakan Pertamax, merasa bahwa isu ini menunjukkan betapa mudahnya masyarakat kecil dibodohi oleh aparat dan pihak berwenang. "Masyarakat kecil itu kerja cari uangnya susah. Tapi malah dibohongi kayak begini. Mau percaya lagi sama Pertamax juga susah. Mending cari yang lain aja," katanya. 
Fikri sudah berencana untuk beralih ke merek lain sebagai bentuk ketidak percayaannya pada Pertamina. Ia juga berharap agar aparat penegak hukum lebih tegas dalam menangani kasus ini. "Kalau sudah begini, ya saya pindah aja. Buat apa tetap pakai kalau dirugikan?" ucapnya. "Jangan main-main sama masyarakat kecil. Kalau memang ada oknum yang terlibat, tindak tegas."
Dengan berbagai tanggapan dari masyarakat, isu ini semakin menjadi perhatian publik. Kini, masyarakat menunggu langkah konkret dari pihak berwenang untuk menyelesaikan kasus ini dan mengembalikan kepercayaan pengguna terhadap bahan bakar yang mereka gunakan setiap hari.
komentar
Jadi yg pertama suka