Ekonomi & Bisnis
Terpopuler Bisnis: Permasalahan Gugatan Jusuf Hamka ke Hary Tanoe, Motif di Balik Pendirian Bank Emas
TEMPO BISNIS
| 15 jam yang lalu
2 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Minggu, 9 Maret 2025 dimulai dengan permasalahan gugatan pengusaha tol Jusuf Hamka ke Hary Tanoe ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kemudian informasi mengenai Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan minyak goreng dengan merek MinyaKita yang dikemas di bawah ketentuan yang seharusnya berisi 1 liter.
Selain itu berita tentang motif di balik pendirian Bank Emas. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Duduk Perkara Gugatan Jusuf Hamka ke Hary Tanoe soal Transaksi Surat Berharga Rp 456 Miliar
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) milik pengusaha jalan tol Jusuf Hamka melayangkan gugatan perbuatan melawan hukum oleh Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo alias Hary Tanoe dan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) (dulu PT Bhakti Investama Tbk) ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gugatan itu didaftarkan pada Jumat, 28 Februari 2025 dengan nomor perkara 142/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst.
Kasus ini bermula dari adanya transaksi CMNP dengan Unibank senilai US$ 28 juta atau Rp 456 miliar (asumsi kurs Rp 16.297 per dolar AS) pada 26 tahun lalu atau pada Mei 1999. Ketika itu, MNC Asia Holding (dulu PT Bhakti Investama Tbk) bertindak sebatas arranger.
Direktur Independen CMNP Hasyim mengatakan apabila gugatan ini dikabulkan pengadilan otomatis berdampak positif bagi perseroannya. “Atas nilai transaksi yang digugat oleh Perseroan tersebut berdampak baik pada keuangan perseroan,” kata Hasyim dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia pada 4 Maret 2025.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Sempat Dibantah Mendag, Mentan Temukan MinyaKita Berisi 0,75 Liter di Pasaran
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan minyak goreng dengan merek MinyaKita yang dikemas di bawah ketentuan yang seharusnya berisi 1 liter. Amran menemukan pelanggaran itu saat menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin.
“Volumenya (MinyaKita) tidak sesuai, seharusnya 1 liter tetapi hanya 750 hingga 800 mililiter. Ini adalah bentuk kecurangan yang merugikan rakyat, terutama di bulan Ramadan saat kebutuhan bahan pokok meningkat,” ujar Amran dalam keterangannya pada Jumat, 8 Maret 2025.
Menurut Amran MinyaKita yang ia temukan itu diproduksi oleh PT Artha Eka Global Asia, Koperasi Produsen UMKM Koperasi Terpadu Nusantara (KTN), dan PT Tunasagro Indolestari. Selain volume yang tidak sesuai, Amran memastikan MinyaKita itu dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Motif di Balik Pendirian Bank Emas
Tanda pemberitahuan transaksi muncul di layar telepon seluler Ahmad Akbar pada Kamis petang, 27 Februari 2025. Ketika itu dia baru saja menyetor dana melalui aplikasi Pegadaian Digital milik PT Pegadaian. Pria 31 tahun itu rupanya membuka tabungan emas digital sehari setelah Presiden Prabowo Subianto meresmikan bank emas yang dikelola Pegadaian Bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI.
Menabung emas menjadi kebiasaan Akbar sejak kuliah. Bedanya, selama ini dia mengoleksi emas batangan, bukan rekening tabungan emas. "Karena otoritasnya sudah jelas, saya berani membuka rekening emas digital sebagai diversifikasi tabungan," katanya. Akbar juga merasa menabung emas lebih praktis ketimbang membeli emas Batangan karena dia bisa menyetor berapa pun dana yang tersedia. Sedangkan emas Batangan dipatok pada harga tertentu.
Akbar, yang bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta Selatan, menyetor Rp 1 juta untuk membuka tabungan emas. Nilai saldonya setara dengan 0.6 gram emas. Pegadaian mempersyaratkan setoran tabungan emas minimal Rp 50 ribu. Saldo itu secara otomatis dikonversi dan dicatatkan dalam bentuk gramasi emas sesuai dengan harga acuan logam mulia yang berlaku di hari pembelian. "Saya akan rutin menambah saldo tiap bulan sebagai tabungan untuk membeli rumah," tutur Akbar.
Baca berita selengkapnya di sini.
komentar
Jadi yg pertama suka