Jepang sedang menghadapi masalah serius terkait judi online yang mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dengan jumlah pemain yang mencapai sekitar 3,37 juta orang dan 59,6 persen di antaranya mengalami kecanduan. Sebaigan pengguna bahkan diketahui meminjam uang untuk membiayai kebiasaan berjudi mereka.

Sementara itu, menurut survei pertama Badan Kepolisian Nasional, 1,24 triliun yen atau sekitar 138 triliun rupiah ditempatkan sebagai taruhan di situs-situs judi online setiap tahunnya.

Hasil survei yang dirilis pada tanggal 13 Maret tersebut menunjukkan bahwa 75,2 persen pengguna yang mengakses situs judi online gratis di ponsel pintar mereka kemudian memainkan versi berbayar di mana mereka bertaruh dengan uang sungguhan.

Situs judi dalam bentuk permainan kasino online beroperasi di negara-negara yang mengizinkan perjudian. Namun, bertaruh di situs web tersebut dari dalam Jepang merupakan tindakan yang melanggar hukum.

Pihak kepolisian menyebut bahwa maraknya kasus judi online adalah masalah yang serius. Sebagai tanggapan atas meningkatnya kekhawatiran tentang kasus ini, institusi tersebut menugaskan sebuah perusahaan swasta untuk melakukan survei.

Sekitar 27.000 warga Jepang berusia antara 15 dan 79 tahun diikutsertakan dalam servei tersebut, yang dilakukan antara bulan Juli tahun lalu dan Januari tahun ini.

Analisis dilakukan terhadap tanggapan dari 6.500 orang yang tidak memiliki pengalaman dengan kasino online dan 500 orang yang memiliki pengalaman.

Menurut temuan, 3,5% dari semua responden sebelumnya pernah atau sedang menggunakan situs perjudian online. Apabila dihitung berdasarkan populasi nasional, rasio ini berarti sekitar 3,37 juta orang memiliki pengalaman bermain kasino online.

Sementara jumlah taruhan tahunan rata-rata per pengguna adalah sekitar 630.000 yen, menurut survei tersebut. Berdasarkan tingkat penggunaan di berbagai kelompok usia, jumlah total yang dihabiskan per tahun adalah sekitar 1,24 triliun yen.

Selain itu, menurut laporan tersebut, 43,5% peserta tidak mengetahui bahwa judi online dilarang di Jepang.

Dari mereka yang pernah bermain di kasino online, 46,2% meminjam uang untuk membiayai kebiasaan berjudi mereka dari anggota keluarga, teman, atau organisasi pinjaman konsumen.