Ekonomi & Bisnis
Komisaris Utama Bukalapak Bambang Brodjonegoro Mengundurkan Diri, Ini Profilnya
TEMPO BISNIS
| 16 jam yang lalu
8 0 0
0
TEMPO.CO, Jakarta - Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro telah menyatakan mundur sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen di PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada 13 Maret 2025. Manajemen Bukalapak mengatakan pengunduran dia dari Bukalapak ini akan efektif per 31 Maret 2025.
“Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri,” kata Sekretaris Perusahaan Bukalapak Cut Fika Lutfi dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 14 Maret 2025.
Cut Fika mengatakan mundurnya Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Pemerintahan Presiden Joko Widodo itu karena Bambang ditunjuk sebagai Dekan Asian Development Bank Institute (ABDI). Karena itu, Bukalapak berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham untuk menindaklanjuti pengunduran diri Bambang dari perseroan.
Selain itu, Cut Fika memastikan tidak ada dampak material dari pengunduran diri Bambang terhadap operasional perseroan. “Informasi atau fakta material tersebut tidak memiliki dampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan,” kata dia.
Bambang diangkat menjadi Dekan Asian Development Bank Institute (ADBI) pada 18 Februari 2025. Bambang mulai aktif menjabat Dekan ABDI pada 14 April 2025. “Saya merasa terhormat dapat bergabung dengan Asian Development Bank Institute, sebuah lembaga pemikir yang telah saya kenal dan terlibat selama bertahun-tahun,” ujar Bambang Brodjonegoro seperti dikutip dari laman resmi ADB Selasa, 18 Februari 2025.
Profil dan Rekam Jejak Bambang
Bambang lahir di Jakarta, 3 Oktober 1966. Ia menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia (UI) pada Agustus 1990 di usia 24 tahun. Ia lalu melanjutkan pendidikan master dan doktoral bidang Urban Planning di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat.
Kedua jenjang pendidikan terakhir itu ia selesaikan pada 1997. Setelah itu, ia pulang ke almamaternya, UI, dan berkarir di sana sejak 1998 sampai 2005. Mulai dari direktur LPEM FEUI sampai Dekan Fakultas Ekonomi.
Barulah pada 2007, Bambang mulai terlibat di pemerintah yang saat itu dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Tahun 2007-2008, ia menjadi Kepala Tim Teknis pada Tim Asistensi, Menteri Keuangan.
Berikutnya, ia menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (2011-2013). Di akhir pemerintahan SBY, Bambang menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan (2013-2014).
Pada pemerintahan Jokowi, Bambang ditunjuk menjadi Menteri Keuangan 2014-2016. Saat menjadi Menteri Keuangan, ia merancang dan mengawal kebijakan pengampunan pajak atau Tax Amnesty hingga disahkan di DPR dan diimplementasikan.
Berikutnya Bambang digeser menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2016-2021. Selanjutnya, per April 2021, ia didapuk menjadi Menteri Riset dan Teknologi.
Keterlibatan di Ibu Kota Nusantara
Saat di Bappenas, Bambang mengurus persiapan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Dua sumber Tempo yang menyebut Bambang sudah disiapkan menjadi Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara. "Dia perform di situ," kata salah satu sumber dari partai pendukung pemerintah.
Bambang pernah mengatakan belum ada pembicaraan seputar jabatan baru untuknya setelah tak lagi menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. "Enggak ada," kata dia pada April 2021 lalu. Hingga akhirnya per hari ini ia diangkat sebagai petinggi di Telkom sebagai komisaris utama.
Fajar Febrianto berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
komentar
Jadi yg pertama suka