Masih banyak mas/mbak. Telpon umum  dengan mudah ditemukan di sekitar stasiun kereta, taman, atau tempat keramaian lainnya.

Tujuan utama telpon umum dipertahankan di Jepang adalah untuk persiapan kalau terjadi bencana alam. Biasanya saat terjadi bencana alam besar, jalur telpon handphone akan penuh dan tak bisa dipakai karena semua orang ingin menggunakannya.

Selain bencana alam, telpon umum juga bermanfaat ketika harus melaporkan kejadian dan harus menghubungi pemadam kebakaran, polisi, ambulan, dll.

Berikut saya share beberapa foto-foto yang pernah saya ambil.

Saya sharing pengalaman saya, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Berikut langkah yang harus anda lakukan, sesuai urutannya ya.

(1) OPSI 1 : HINDARI DOUBLE TRANSMITTER

Menurut pengalaman user Jepang yang banyak dituliskan di forum-forum, ONU (Optical Network Unit) yang digunakan NURO cenderung lemah terhadap intervensi dari unit yang memiliki frekuensi yang dekat atau sama dengan ONU. Jika anda menyambungkan ONU ke WiFi transmitter di lantai yang sama, coba matikan transmitter tersebut lalu cek lagi kecepatan sambungan internet anda.

(2) OPSI 2 : CABUT LISTRIK ONU (Optical Network Unit)

Coba cabut listrik ONU, diamkan sekitar 15 menit, lalu colok lagi. Tunggu sekitar 10 menit, lalu coba lagi kualitas jaringan. Solusi ini terlihat sepele, namun ini adalah solusi nomor yang akan pertama kali diberikan oleh customer service perusahaan internet, reboot.

Kalau ini tidak memberikan perubahan pada kecepatan jaringan anda, lakukan langkah no.2.

(3) OPSI 3 : RESET ONU

Di bagian bawah ONU ada sebuah lobang kecil yg ada tulisan RESET, gunakan pin tumpul dan masukkan ke lubang itu hingga anda merasa menyentuh sebuah tombol. Akan terasa "klik" pada saat menyentuh tombol tersebut.

Tekan tombol reset tersebut dalam jangka beberapa menit hingga lampu power berkedip sebagai pertanda proses reset atau reboot sedang berlangsung. Lakukan langkah ini dalam keadaan listrik sedang tercolok ke ONU, bukan pada saat dimatikan.

Setelah di-reset, biarkan sekitar 15 menit. Kalau lampu power sudah berhenti berkedip, maka cabut listrik, diamkan sekitar 10 menit, lalu colok lagi. Tunggu sampai proses koneksi sempurna, dan coba lagi kecepatan internet anda. Jika opsi ini tidak menyelesaikan masalah juga, maka coba opsi berikutnya.

(4) OPSI 4 : UBAH SETTING ONU

Nyalakan ONU, lalu sambungkan ONU ke PC atau laptop dengan kabel ethernet. Buka browser di komputer dan ketik alamat URL :

192.168.1.1

Lalu klik menu 2.4G ...... , di bagian 802.11 ganti setting ke "802.11b/g". Setelah itu coba ganti channel antara 1-3. Terakhir tekan tombol "完了".

Setelah itu cabut kabel ethernet dan coba sambungkan dengan WiFi ke ONU. Jika belum berubah, cabut listrik dan nyalakan ulang ONU, lalu coba lagi.

Jika opsi di atas semua dilakukan tidak membaik juga, maka mungkin ONU bermasalah sehingga anda perlu langkah terakhir, yaitu minta ke NURO untuk ganti ONU.

Dalam kasus saya, selama 3 hari saya mencoba opsi2 di atas, namun tidak memberikan hasil yang lebih baik sehingga akhirnya saya menelpon CS NURO dan meminta untuk digantikan ONU. Normalnya, mengganti ONU akan dikenakan biaya 11.000yen tapi untuk kasus saya karena baru 3 hari, maka saya bersikeras bahwa ini adalah 初期不良 (ONU rusak dari sononya). Akhirnya NURo bersedia mengganti tanpa biaya.

Sebagai pengganti saya meminta merek lain yaitu ZTE F660A, dan akhirnya masalah saya selesai. Sebagai referensi, di bawah ini saya cantumkan perubahan kecepatan internet, mulai dari saat menggunakan J**M, hingga pindah ke NURO.

#aaaaaa; font-style:italic">Saat menggunakan J**M

#aaaaaa; font-style:italic">Saat menggunakan NURO dengan ONU SGP200W

#aaaaaa; font-style:italic">Kecepatan sekarang setelah menggunakan ZTE F660A

Sebuah perusahaan asuransi bernama Aioi Nissay Dowa Insurance mengembangkan sebuah sistem yang mereka sebut CMAP, bisa diakses di cmap.dev secara gratis oleh publik.

Sistem ini mampu prediksi arah angin, curah hujan, kemungkinan rusaknya properti, dll. Katanya mereka mengumpulkan data lebih dari 50000 bentuk atap bangunan dan mencocokkannya dengan data kerusakan pascabencana lalu kemudian mengembangkan model yang mereka pakai saat ini. Tingkat akurasi diklaim bisa mencapai 80%, semakin lama tentunya tingkat akurasi akan semakin meningkat karena sistem dilengkapi dengan big data yang semakin bertambah.

Keren lho! coba aja intip di cmap.dev