Ini jawabannya akan sangat subjektif dan situasional.

Saya memulai karir di sektor formal di Jepang, membangun skill dan kompetensi di perusahaan2 Jepang, namun sempat ditugaskan di Indonesia selama 5 tahun.

Enaknya bekerja dengan orang Jepang di Jepang adalah, mereka sangat teratur, mengikuti aturan, secara umum mereka adalah team player yang baik. Memang ada yang kadang2 rese dan pemalas, tapi jumlahnya sangat sedikit. Secara rerata, kualitas SDM orang Jepang jauh di atas kualitas SDM orang Indonesia.

Ngga enaknya, orang Jepang itu kebanyakan bermental "kerumunan" atau "herd mentality", mereka team player yg baik, namun hal itu membuat mereka banyak yg menjadi kurang kreatif karena pola pikirnya banyak yg seragam. Hal ini menyulitkan leader saat membutuhkan ide-ide segar dan kreatif dari team.

Di Jepang bahkan ada pepatah, 

出る杭は打たれる deru kui wa utareru

Paku yg keluar (barisan) akan diketok (supaya sama dgn yg lain)

Artinya, keragaman adalah nomor satu dalam masyarakat Jepang. Dan prinsip ini berlaku dalam segala hal. Menjadi berbeda karena kreatif, tidaklah mudah.

Selain itu, dibanding orang Indonesia, orang Jepang relatif lebih demanding, terutama dalam hal kualitas. Tapi saya rasa inilah yang membuat ekonomi mereka maju karena hasil produksi Jepang akhirnya terkenal dgn kualitasnya yg tinggi.

Ruang lingkup kerja saya juga mencakup Korea dan banyak berinteraksi dgn orang Korea (walaupun secara online). Kalau dibandingkan dgn Korea, masyarakat Jepang sudah lebih baik dalam memperlakukan orang asing dan bawahan. Kadang2 ada juga orang asing yg mengeluhkan bully dari teman kerja di Jepang, tapi saya rasa selama 25 tahun terakhir ini sudah sangat berkurang jumlahnya.

Hal lain yg ngga enak adalah gaji di Jepang tidak naik signifikan dalam 20 tahun terakhir. Mungkin akibat ekonomi deflasi, sehingga kenaikan gaji sangat minim. Kalau dalam setahun ada kenaikan 2-3%, itu sudah sangat lumayan. Sebagai akibatnya, nilai gaji dari tahun ke tahun semakin menurun kalau dikirim ke Indonesia karena di Indonesia inflasi tinggi.

Mungkin maksud mas/mbak ini trunk room ya. Saya selama beberapa tahun pernah menyewa trunk room karena kamar apato kami cukup sempit sekeluarga.

Prosesnya lumayan rumit karena seperti menyewa kamar apato. Anda akan dimintai dokumen-dokumen yg menunjukkan identitas, penghasilan, pekerjaan, dll.

Minimal povider akan meminta :

• Surat bukti kependidikan 住民票
• Kartu residen 在留カード

Kemungkinan akan diminta juga surat bukti penghasilan (所得証明書) atau employment certificate 在職証明書.

Harga perbulan tergantung ukuran kontainer yang anda sewa. Berikut ini adalah contoh harga dari salah satu provider yg dulu saya pakai.

Komponen biaya terdiri dari,

BIAYA AWAL / INITIAL COST

- Uang jaminan/uang kunci (pada umumnya tidak ada, tapi pastikan dulu sebelum tandatangan kontrak). Saya waktu itu tidak dikenakan biaya jaminan.

BIAYA SEWA BULANAN

• Biaya pemakaian (gambar di atas 6500 yen)
• Biaya pemeliharaan bulanan (2200yen)
• Premi asuransi (550yen)

Total perbulan 9250yen.

Contoh referensi harga hello storage: https://kurasul.hello-storage.com/article011

Faktor yg mempengaruhi besaran uang sewa walaupun ukuran ruangan sama:

• Jarak ke stasiun, semakin dekat stasiun semakin mahal
• Indoor atau outdoor, indoor lwbih mahal dari outdoor
• Posisi : lantai 1 lebih mahal dari lantai 2 (yg dicapai dgn tangga)
• Pintu : pintu biasa lebih murah daripada pintu shutter (pintu shutter ruangannya bisa dipakai buat simpan motor gede)

Jangan tergoda dengan iklan biaya pemakaian yg murah, tanyakan total biaya seperti penjelasan di atas supaya tidak kecele.

BTW, biaya di atas itu contoh untuk sewa ruangan ukuran 1,5 tatami di lantai 2 (harus pakai tangga untuk mencapainya).

Berikut beberapa foto2.